Vrydag 17 Mei 2013

Sejarah pemikiran ekonomi


PERBANDINGAN PEMIKIRAN KEYNES DENGAN MONETARIS


Oleh:
Roni Hardiono
100810101059



PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
1.      Latar Belakang
 Orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.(Ernest Newman)
Pemikiran dan asumsi keynes tidaklah se-efisien ketika timbul sebuah pemikiran dengan asumsi baru dan lebih berkembang. Aliran monetaris dalam perkembangannya sejak pertengahan dasawarsa 60 meliputi berbagai sub aliran yang beraneka ragam. Sejumlah sub aliran masing-masing memberikan penekanan yang berebeda terhadap peranan bidang moneter dalam perkembangan ekonomi. Tampaknya memang agak sulit untuk memberi suatu definisi yang agak baku mengenai ruang lingkup materi dan sifat monetarisme.
            Monetarisme yang dikenal dewasa ini dengan berbagai wajahnya pada hakikatnya merupakan suatu reformasi (perumusan ulang) dalam wujud yang baru dari teori kuantitas tentang uang.

2.      Pemikiran Keynes

John Maynard Keynes, atau sering disebut J.M. Keynes atau Keynes, definisinya berorientasi pada kebijaksanaan dan beliau memberikan definisi yang bersifat umum yaitu : Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menyangkut tentang kebijaksanaan guna mengatasi masalah yang mendesak termasuk masalah pengangguran yang ada (dalam bukunya yang sangat terkenal dengan judul : General theory of employment interest and money yang diterbitkan tahun 1938). Penekanannya pada perluasan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.( wordpress.com/2010/07/17/pemikiran-ekonomi-j-m-keynes).
Keynes berhasil melakukan rilis dari masa lalu, yaitu dari tradisi laissez faire yang dianut pakar-pakar ekonomi masa silam seperti Adam Smith, David Richardo dan gurunya sendiri Alfred Marshall. Keynes kemudian berhasil membentuk suatu “revolutionise” dalam struktur teori-teori ekonomi baru, sehingga terjadi revolusi baik dalam teori bahkan kebijakan ekonomi.( terjemah B. Michel, D. Gilles. 1995. Economics Thought Since Keynes. Englan: Edward Elgar Publishing Company. 33).
Keynes Theory, incorporating the assumption of downward rigidity in money wages, entailed a clean break with orthodox view that the under competitive conditions each resource will fully employed, as did his argument that economicsts ned two economics models, one for analyzing economics operating at full employment, and one for those operating below full employment.(Hunt, Diana. 1989. Economic Theories Of Development. HarvesterWheatsheaf. 26).
Dasar pemikiran Keynes: (http://akaldankehendak.com/wp-content/uploads/2007/04/hoppe_misesian_case_ind.pdf
a.       Kesempatan kerja

Di  pasar yang tidak terkendala, pengangguran yang terjadi adalah pengangguran sukarela. Manusia bekerja karena memilih untuk mengantisipasi atas hasil pekerjaannya ketimbang menyia-nyiakan tenaganya atau penghasilan/manfaat fisik yang diperoleh seandainya ia memutuskan tidak bekerja.  Ia akan ”berhenti bekerja pada suatu titik, saat ia merasa bahwa menikmati waktu senggangnya tidak lagi berarti penyia-nyiaan kesempatan kerja; atau saat manfaat waktu senggangnya dianggap lebih berharga daripada penambahan kepuasan yang mungkin didapat seandainya ia bekerja terus" (ibid.: 611). 
Maka, Robinson Crusoe, sebagai seorang produsen yang harus memenuhi kebutuhannya sendiri, jelas hanya akan menganggur jika ia memutuskan demikian secara sukarela-misalnya untuk bersenang-senang saja dan mengonsumsi barang-barang saat ini daripada mengeluarkan tenaga untuk menghasilkan barang-barang masa depan yang dibutuhkannya. Hal serupa juga terjadi saat Friday muncul dan perekonomian melibatkan kepemilikan pribadi pun mulai tercipta atas dasar pengakuan terhadap hak kepemilikian eksklusif masingmasing orang terhadap segala sumber daya yang dianggap langka dan yang telah dihasilkannya di pekaranganpekarangan  rumah (homesteaded) melalui penggabungan tenaga kerja dengan sumber daya tersebut, sebelum ada orang lain yang melakukan hal serupa, juga kepemilikan atas semua barang lain yang diturunkan melalui proses tersebut. Dalam situasi demikian, pertukaran antara nisbah harga beli/sewa atas komoditas fisik menjadi dimungkinkan. Begitu juga halnya dengan nisbah harga sewa (upah) atas jasa tenaga kerja. Kesempatan kerja akan tercipta kemudian bilamana tawaran upah dinilai lebih tinggi oleh seorang pekerja daripada kepuasan yang diperoleh jika ia tidak bekerja, atau daripada hasil yang mungkin diperolehnya seandainya ia bekerja untuk dirinya sendiri.

b.      Uang
Manusia akan berpartisipasi dalam perekonomian pertukaran (alih-alih menetap dalam isolasi  dan berswadaya), sejauh ia dapat mengenali peluang untuk meningkatkan produktivitasnya atas dasar system pembagian kerja (division of labor), dan sejauh ia menginginkan memiliki lebih banyak ketimbang lebih sedikit. Atas partisipasinya di pasar, kemudian muncul keinginan untuk memiliki medium pertukaran, yaitu uang. Jika di sini kita mengasumsikan sesuatu yang mustahil bagi manusia, misalnya jika manusia mampu mengetahui masa depan dengan sempurna, maka tidak ada alasan baginya untuk memiliki uang. Sebab, dengan kemampuan demikian, tidak ada yang tak pasti, dan di sebuah tempat antah-berantah bernama  ekuilibrium, manusia akan mengetahui dengan pasti  bagaimana kapan dan di mana semua pertukaran akan terjadi di masa depan. Akibatnya segala sesuatunya dapat dipersiapkan dan akan mengambil bentuk pertukaran  langsung, alih-alih tak langsung.
Namun, dalam kondisi manusiawi di mana ketidakpastian tidak terhindarkan, ketika semua hal tersebut tidak diketahui dan semua tindakan pada dasarnya bersifat spekulatif, maka manusia mulai memerlukan barang-barang—bukan saja demi nilai kegunaannya semata, melainkan juga karena manfaatnya sebagai media pertukaran. Ia akan mempertimbangkan pertukaran jika barang yang diminatinya lebih mudah dipasarkan daripada barang yang harus dilepaskannya, sehingga kepemilikan barang akan memungkinkan perolehan barang dan jasa secara langsung di masa depan meskipun orang tersebut belum mengetahui dengan pasti kapan terjadinya.
Selain itu, karena fungsi utama medium pertukaran adalah memfasilitasi pembelian barang yang dapat dimanfaatkan secara langsung , maka manusia secara alamiah akan memilih untuk memeroleh medium pertukaran yang lebih diterima pasar, bahkan yang diterima secara universal, daripada yang kurang berterima atau yang tidak universal. Oleh karena itu, " terjadi kecenderungan yang tidak terhindarkan akan terjadi di mana komoditas barang tertentu, yang kurang diterima sebagai media pertukaran, satu demi satu akan tersisihkan hingga akhirnya hanya ada satu komoditi saja yang bertahan, yang secara universal dipakai sebagai medium pertukaran; yaitu, dengan kata lain, uang Dan dalam perjalanan menuju titik tersebut, melalui proses  seleksi terhadap “uang-uang” yang dipakai secara luas, pembagian kerja pun meluas dan produktivitas meningkat.

c.       Bunga
Uang disimpan orang sebagai akibat dari adanya ketidakpastian sistemik dalam tindakan manusia. Tingkat bunga, di lain pihak, berasal dari preferensi waktu; dan preferensi waktu adalah sesuatu yang samapentingnya bagi tindakan sebagaimana halnya ketidakpastianitu sendiri. Dalam melakukan tindakan, pelaku tidak saja senantiasa bertujuan menukar keadaan yang kurang memuaskannya agar menjadi lebih memuaskan, dan hal ini menunjukkan adanya preferensi manusia untuk mendapatkan lebih banyak barang ketimbang lebih sedikit.
Manusia selalu mempertimbangkan kapan kiranya tujuan-tujuannya akan dicapainya (mis. berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu) juga berapa lama manfaat dapat diperoleh dari barang/tujuan yang diidamkannya. Jadi, setiap tindakan juga mendemonstrasikan preferensi universal terhadap perolehan barang. Manusia cenderung memilih  seketika daripada nanti, atau yang dapat bertahan lama daripada yang tidak bertahan lama. Setiap tindakan memerluka sejumlah waktu sebelum tujuannya tercapai— atau tidak; karena manusia kadang-kadang harus mengonsumsi, dan tidak dapat sepenuhnya berhenti mengonsumsi, maka waktu adalah elemen yang senantiasa angka. Jadi, ceteris paribus barang-barang yang tersedia
sekarang atau dalam waktu dekat memiliki nilai yang, dan harus dinilai,  lebih tinggi daripada barang-barang yang baru akan tersedia kelak atau yang baru tersedia dalam waktu yang lebih lama  Sesungguhnya, jika manusia tidak terkendala oleh preferensi waktu, dan jika satu-satunya faktor pengendala adalah preferensi terhadap kuantitas (mis. lebih menyukai banyak daripada sedikit), maka ia mungkin akan selalu memilih proses produksi yang menghasilkan output terbanyak untuk setiap satuan inputnya, terlepas dari berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum metode yang dipilih dapat menghasilkan.  Misalnya, alih-alih membuat jaring ikan terlebih dahulu, Crusoe ternyata memutuskan untuk menciptakan sebuah kapal pukat saja karena alat ini memang cara ekonomis yang paling efisien untuk menangkap ikan. Bahwa tak seorangpun, termasuk Crusoe, akan melakukan tindakan seperti itu membuktikan bahwa manusia tidak bias tidak akan “menghargai pecahan waktu secara berbeda-beda, tergantung pada jauh-dekatnya jarak tersebut dari titik waktu ketika keputusan tersebut diambil oleh pelakunya.

Dengan demikian, terkendala oleh preferensi waktu, manusia akan menukarkan barang sekarang dengan barang masa depan hanya jika ia mengantisipasi kenaikan jumlah barangnya di masa depan. Tingkat preferensi waktu manusia berbeda dari satu orang ke orang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya; dan nilainya selalu positif bagi semua orang. Preferensi waktu akan menentukan secara simultan nilai premium atas barang sekarang terhadap barang masa depan, dan juga terhadap premium tabungan serta investasi. Tingkat bunga pasar merupakan jumlah agregat tingkat preferensi waktu semua individu, dan dapat dikatakan mencerminkan tingkat social preferensi waktu dan tabungan sosial (mis., suplai barang sekarang yang ditawarkan untuk dipertukarkan dengan barang masa depan) dan investasi sosial penyeimbang (mis.,  permintaan terhadap barang sekarang yang dapat memberikan hasil di masa depan).

John Maynard Keynes, dari University of Cambridge Inggris, menulis sebuah buku pada tahun 1936, berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money. Dia mengkritik secara tegas pendekatan ekonomi klasik (termasuk neo-klasik) yang percaya kepada mekanisme pasar dan ruang peran pemerintah yang kecil. Menurutnya mekanisme pasar tidak pernah stabil dan tidak memiliki kecenderungan menciptakan full employment (kesempatan kerja penuh). Mekanisme pasar, secara alamiah akan selalu gagal. Mengapa? Karena dalam perekonomian ada siklus bisnis (cycle of business), dalam jangka pendek, di mana pasar tidak mampu mengkoordinasikan keadaan ekonomi secara cepat.
Instrumen utama dalam mahzab Keynesian ini adalah kebijakan fiskal (fiscal policy),dengan menerapkan anggaran defisit dan pengeluaran pemerintah pada proyek publik yang berimplikasi terhadap pendapatan dan akhirnya permintaan masyarakat. Pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja, terbukti sangat ampuh dalam meningkatkan produksi agregat (output), sekaligus memberantas pengangguran, terutama pada situasi saat sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh oleh swasta. Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi moderen (school of modern economic thought).( wordpress.com/2011/04/23/intisari-pemikiran-ekonomi-keynes).
  1. Pemikiran Monetaris
Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dlm memecahkan masalah2 yg dihadapi melahirkan suatu aliran baru yg disebut “aliran Monetaris” yg mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi. Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan berbagai studi dibidang ekonomi moneter & kebijaksanaan moneter.
Penekanan pokok pandangan monetaris terletak pada stok uang. Menurut Friedman, perubahan dlm jum lah uang beredar sgt besar pengaruhnya terhadap  :  
1. Tingkat inflasi dlm jangka panjang
 2. Perilaku GNP ril dlm jangka panjang
Friedman menyimpulkan secara umum laju pertum-buhan uang yg tinggi menyebabkan terjadinya booms & inflasi. Sementara itu, penurunan dlm laju pertum-buhan uang dapat menimbulkan resesi & kadang-kadang bahkan juga deflasi.
Aliran Monetaris sangat menarik untuk di bahas karena inti pokok pandangan golongan monetaris membahas tentang :
1. Sebab terjadinya perubahan pendapatan nasional
            Sebab-sebab terjadinya perubahan pendapatan nasional menurut Friedman bersumber semata-mata pada tingkat permintaan uang, dimana volume permintaan uang ini tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam masyarakat. Oleh sebab itu menurut Friedman, sebab yang paling penting adalah untuk menguasai volume uang dalam peredaran. Sebab jumlah uang itu yang mempengaruhi jumlah pengeluaran secara menyeluruh. Hal ini satu sama lain akan berdampak pada pertumbuhan dan kestabilan ekonomi.
Sementara itu juga diakui, monopoli dan oligopoli dalam persaingan. Akan tetapi adanya monopoli dan oligopoli tidak begitu besar bobot penagruhnya terhadap proses kegiatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Selama jumlah pasok uang dapat dikuasai, akhirnya dalam perkembangan waktu tingkat harga dan keadaan ekonomi menjadi stabil dan maju.
2. Kebijaksanaan moneter
            Menurut pemikiran Keynes, kebijaksanaan ekonomi yang harus dilakukan pemerintah adalah kebijaksanaan fiskal yang anti siklus. Golongan monetaris mengalihkan perhatian dari kebijaksanaan fiskal ke kebijaksanaan moneter. Upaya untuk menanggulangi goncangan-goncangan kegiatan ekonomi dilakukan dengan melakukan kebijaksanaan moneter dengan menguasai pasok/penawaran uang. Diakui dalam suatu masa transisi akan terjadi goncangan harga. Tetapi setelah beberapa waktu berlalu harga itu akan memncerminkan gerak perkembangan yang ada sangkut pautnya dengan pengadaan jumlah uang. Selama pasok uang dapat dikuasai maka pada waktunya kestabilan harga juga akan terpelihara. Pasok uang harus dikuasai dalam arti tingkat-tingkat pertambahannya harus dikendalikan sesuai dengan bertambahnya kebutuhna dunia usaha.
3. Pasok uang harus mencerminkan kebutuhan dunia usaha
            Pasok uang harus dikuasai dalam arti bahwa tingkat tambahannya harus dikendalikan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Golongan monetaris berpendapat bahwa selain di bidang moneter melalui pengelolaan pasok uang oleh otoritas moneter (Bank Sentral), pemerintah tidak boleh berintervensi secara aktif melalui kebijaksanaan ekonomi (kembali pada persainagn bebas).”( blogspot.com/2011/01/aliran-monetaris.html)
Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki implikasi kebijakan yang penting , yaitu :
1.  Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci dari stabilitas makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
2.  Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.”( blogspot.com/2011/01/aliran-monetaris.html)



Tokoh Monetaris
a.       Milton Friedman
Milton Friedman adalah ekonom Amerika. Ia terlahir sebagai anak ke empat dari Sarah Ethel (Landau) dan Jeno Saul Friedman. Orang tuanya dilahirkan di Carpatho–Ruthenia (Provinsi di Austria Hongaria, kemudian selama perang menjadi bagian Cekoslowakia dan yang terakhir menjadi bagian Uni Sovyet). Saat berumur belasan tahun, ayah dan ibu Milton Friedman beremigrasi ke AS dan bertemu di New York. Ketika Milton berumur satu tahun, orang tuanya pindah ke Rahway, New Jersey (kurang lebih 20 mil dari New York), ayahnya membuka toko kelontong kecil-kecilan sedangkan ibunya bekerja sebagai penjahit. Walaupun pendapatan keluarganya kecil, namun cukup untuk makan dan suasana keluarga sangat mendukung dan kondusif.
Milton Friedman lulus dari Rahway High School tahun 1928, sesaat sebelum dia merayakan ulang tahunnya yang ke-16. Ayahnya meninggal pada tahun terakhirnya di SMA, untung dia diberi beasiswa untuk masuk ke Rudger University dan lulus tahun 1932. Spesialisasinya adalah matematika, namun ia kemudian menjadi tertarik pada ekonomi. Ada 2 orang yang sangat berjasa terhadap Milton Friedman yaitu Arthur F. Burn (dosen Rudger yang sedang menyelesaikan disertasi doktornya di Universitas Colombia) dan Homer Joness (dosen Universitas Chicago).”( wordpress.com/teori-permintaan-pemikiran-milton-friedman/)
Menurut friedman efektifitas antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, peranan kebijakan pemerintah, dan tentang kurva Phillips (kurva yang menunjukkan  bahwa hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah saling berkebalikan).
         Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu utama dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Menurut Milton Friedman “inflasi ada di mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Pertumbuhan moneter atau uang beredar yang berlebihan dalam hal ini bertanggung jawab atas timbulnya inflasi, dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab atas timbulnya gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena pertumbuhan moneter sangat berpengaruh terhadap variabilitas, baik variabilitas dalam tingkat harga maupun pertumbuhan output (GNP), maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya suatu tingkat pertumbuhan moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan tetap terkendali pada tingkat yang rendah.
Adapun gagasan pokok dari aliran moneteris yang dianggap penting di antaranya adalah : 1.  Sektor atau perekonomian swasta pada dasarnya adalah stabil.
2.  Kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk.  Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”. Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur tangan pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian.
3.  Seperti halnya dengan aliran Klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa harga-harga dan upah di dalam perekonomian adalah relatif fleksibel, yang akan menjamin keadaan keseimbangan di dalam perekonomian selalu bisa diwujudkan.
4.  Jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang sangat penting dari tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
           Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki implikasi kebijakan yang penting , yaitu :
1.  Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci dari stabilitas makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
2.  Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.

  1. Kesimpulan

Tidak ada yang stagnasi di sini, atau menetes, atau bocor, dan Keynes sama sekali tidak menawarkan teori stagnasi (dengan demikian, tentu ia tidak memberi teori bagaimana keluar dari stagnasi). Ia hanya telah menyebut fenomena yang benarbenar normal, seperti penurunan harga (yang disebabkan oleh kenaikan permintaan terhadap uang atau dengan memperluas perekonomian produktif), dengan nama yang buruk dengan menyebutnya sebagai “stagnasi” atau “depresi”, atau akibat dari kurangnya permintaan efektif, sehingga ia perlu mencar alasan lain untuk skema skemanya sendiri yang dapat menyebabkan inflasi 
Kaum monetaris, terutama Friedman, sangat berjasa dalam menekankan arti penting laju pertumbuhan uang terhadap aktivitas-aktivitas ekonomi: Dilihat dari upayanya tersebut ia dapat dianggap sangat berhasil. Sebab, sebagaimana diucapkan oleh pakar ekonomi makro Franco Modigliani: We are all monetarists now, dalam artian bahwa hampir semua pakar ekonomi masa sekarang percaya akan arti penting laju pertumbuhan stok uang dalam perekonomian.
Secara keseluruhan harus diakui bahwa pengaruh pandangan Friedman dalam kebijaksanaan ekonomi sangat besar. Hal ini dapat dilihat dan diadopsinya kebijaksanaan moneter barn oleh pemerintah Amerika Serikat (the Fed’s) tahun 1979. Friedman sangat anti dengan peran pemerintah yang kelewat besar dalam perekonomian. Jika penerimaan pemerintah terlalu besar maka otomatis pengeluarannya juga harus besar, padahal banyak program-program pemerintah dinilai tidak efektif dalam mencapai sasaran. Pengaruh pandangan Friedman di atas dapat dilihat dari program pemotongan pajak yang dilakukan pemerintahan Reagan tahun 1981.
Pengaruh pandangan Friedman juga dirasakan di Indonesia, terlihat dari kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi, yang pada intinya mengurangi cengkeraman pernerintah yang kelewat besar dalam pérekonomian Indonesia. Begitu jüga dalam menghadapi inflasi tahun 1993 dan tahun 1994, pemerintan juga terlihat berusaha mati-matian menekan laju inflasi di bawah dua digit, sebab para pakar ekonomi di Indonesia, dan juga kaum praktisi, telah mengetahui dampak negatif yang sangat besar dan keadaan inflasi, yang secara sangat vokal disuarakan oleh Milton Friedman dan kubu monetaris.”( blogspot.com/2011/01/aliran-monetaris.html)





  1. Referensi
wordpress.com/2011/04/23/intisari-pemikiran-ekonomi-keynes
blogspot.com/2012/08/pemikiran-konsep-ekonomi-neo-keynesian.html
wordpress.com/2010/07/17/pemikiran-ekonomi-j-m-keynes
blogspot.com/2011/01/aliran-monetaris.html
wordpress.com/teori-permintaan-pemikiran-milton-friedman/
B. Michel, D. Gilles. 1995. “Economics Thought Since Keyne”s. Englan: Edward Elgar
            Publishing Company, 33


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking